Memory

Memory: a blessing or a curse? Kita sendiri yang memilih…

IMG-20130524-WA0010Selama saya bersekolah di Amerika Serikat, saya berkesempatan berhubungan amat erat dengan beberapa keluarga Amerika yang sudah menjadi teman keluarga kami sejak saya masih di SD. Sekarang mereka semua sudah berusia 90an tahun, dalam kondisi fisik yang relatif sehat dan kuat, dan kondisi mental dan pikiran yang luar biasa sehat. Saya tak henti-hentinya menemukan pelajaran hidup dari mereka. Sikap dan pandangan hidup mereka yang positif realistis dan serius, pola hidup mereka yang sehat dan yang menyeimbangkan dimensi fisik, mental, dan spiritual, kebiasaan mereka bekerja keras dan menjaga komitmen mereka pada hal-hal yang mereka percayai sebagai baik, dan pelajaran terpenting bagi saya: kebaikan hati (kindness) mereka yang tulus, respek pada sesama tak pandang bulu, dan kerendahan hati untuk selalu belajar. Semua itu mereka berikan pada saya bukan dengan cara mengajar apalagi menggurui, tetapi sungguh-sungguh melalui teladan dalam praktek hidup. Saya sungguh beruntung dan bersyukur diparingi kesempatan mengisi banyak hari indah bersama mereka selama 25 tahun terakhir ini. Yang lalu terasa janggal belakangan ini  adalah mereka dan saya bersama-sama, karena alasan yang berlainan, tengah menjalani tahun-tahun, atau barangkali bahkan bulan-bulan, penutup hidup kami. Untuk mereka tentu alasannya adalah umur yang sudah lanjut, dan untuk saya progress ALS yang sudah lanjut. Tentu masing-masing adalah prediksi berdasarkan statistik dan kondisi terkini, sama sekali bukan memprediksi takdir akhir hidup. Masing-masing dari kami amat terbuka tentang kondisi kami masing-masing, kami bertukar pikiran dan perasaan tentang apa yang kami hadapi, menghidupkan ingatan kami tentang masa lalu, bagaimana kami memeriksa dan mengatur ulang urutan prioritas dalam hidup kami sekarang. Ibu yang paling sepuh, hampir berusia 97 tahun, dengan pikiran dan mental yang nyaris prima, dan fisik yang relatif sehat namun sayangnya telah kehilangan sebagian besar indera penciuman dan perasa (pengecap)nya. Walaupun beliau tak lagi dapat merasakan apa yang dimakan atau diminumnya, tak lagi bisa mencium aroma apapun, beliau tetap dengan penuh kesenangan dan disiplin menyiapkan dan “menikmati” makanan yang sehat dan seimbang setiap hari, dan berjalan-jalan di taman kompleks apartment, dan sesekali membungkuk mencium mawar atau rosemary. Saya katakan padanya bahwa ia sekarang hidup dengan mengandalkan memory, tidak lagi sensory. Lalu jawabnya, I am blessed with many good things, and good memory is definitely one. Pengalaman “kecil” dan pribadi seperti ini membantu saya untuk mengkonsentrasikan perhatian dan energi saya  pada apa yang masih ada dan bisa saya lakukan, dan menjadikan ingatan akan masa lalu sebagai cahaya latar belakang yang indah dan memberikan konteks yang bagus dan gradien yang jelas pada alur cerita hidup hari ini.

018

Tar-Q

Na2-28012012

10 Responses to Memory

  1. dewi (kiki) aledja says:

    ooh Nanaaa …. bener banget … jadi inget nenek ku yg alhamdulillah menjelang 92 tahun … di foto itu aku d buntut ya Naaa …. tapi begitu lihat foto ini langsung “memory” kembali lagi bagaimana kita … (itu kejuaraan apa ya Naa ?… sel kelabu mulai melemah 🙂 ) memacu semangat untuk sampai pada tujuan ….

  2. dearest Nana, let the light of God will always be with you

  3. Nanaaa….Qeqeeek…itu..Speed n Enduro yaa KTDJ tahun berapaaaa gituuuu…….
    Nanaaaa….. Nanaaa…..teteeep semangat yaa Nana…..semoga diberikan kesembuhan yaa Nanaaa……Aamiin ya Rabbal Alaamiin….

  4. alsnstars says:

    Terimakasih banyak, Erlina.
    Salam.

  5. ade_bj@yahoo.com says:

    Saya terus terang beruntung dapat berkenalan walau hanya beberapa bulan dengan pertemuan yang hanya 5 atau 6 kali itupun dalam keadaan meeting. Tetapi ada kesan yang saya rasakan dari Mba Nana…. yaitu ketulusan dalam memberi. Itu terpancar dari Senyum nya.

    Salut buat mba Nana… dan saya semakin yakin setelah membuka blok Mba Nana….

    Semoga mba Nana tetap semangat menyambut hari seperti semangat mba Nana ketika STEAM FEST diadakan tanggal 3 Mei 2014 yang lalu, dan Allah akan memberikan kekuatan dan kesembuhan buat Mba Nana dengan KEKUASAANNYA… Aamiin YRA.

    Salam hangat,
    Ade

  6. alsnstars says:

    Wah terimakasih banyak, Mbak Ade. Saya pun bersyukur diberi rezeki bertemu dan bekerjasama dan belajar dari Mbak Ade. Semoga kerjasama itu bermanfaat untuk banyak orang ya,
    Semoga Allah anugrahi Mbak Ade dengan kesehatan prima dan kebahagiaan lahir batin. Amin.

  7. carmen molina-paris says:

    Liebe Nana
    always a blessing, memory and Geduld!
    good to hear from you through this route!
    we send you (S+F+G+C) all our love. How are you?

  8. Erwin Halim says:

    Dear Bu Nana,
    Nama saya Erwin. Mama saya divonis dokter terkena MND/ALS. Suara mama mulai lemah Feb/2014 dan otot jari tangan kanan lemah sejak Mei/2014. Apakah saya bisa konsultasi dengan bu Nana? Saya di Jakarta erwin_lim@hotmail.com. Terima kasih. Tuhan memberkati bu Nana.

Leave a reply to Erlina Yuliawati Dewi Cancel reply